Kepemimpinan Murid
Apakah kepemimpinan murid ?
Dari paket modul 1 dan 2 sebelumnya, Bapak/Ibu telah belajar bahwa murid harus menjadi dasar bagi semua pengambilan keputusan yang kita buat di sekolah. Melalui filosofi dan metafora “menumbuhkan padi”, Ki Hajar Dewantara mengingatkan kita bahwa dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid, kita harus secara sadar dan terencana membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid sehingga mampu memekarkan mereka sesuai dengan kodratnya. Dengan demikian, saat kita merancang sebuah program/kegiatan pembelajaran di sekolah, baik itu intrakurikuler, ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler, maka murid juga seharusnya menjadi pertimbangan utama. Pertanyaannya kemudian adalah sejauh mana kita dapat menempatkan murid dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan program/kegiatan pembelajaran tersebut?
“Sesungguhnya alam-keluarga itu bukannya pusat pendidikan individual saja, akan tetapi juga suatu pusat untuk melakukan pendidikan sosial. Orangtua harus melakukan pendidikan bersama dengan pusat-pusat pendidikan, dan terhubung dengan kaum guru dan pengajar [Ki Hadjar Dewantara dalam Wasita, Tahun ke-1 No.3, Mei 1993]”
Kita semua tentu sepakat bahwa murid-murid kita dapat melakukan lebih dari sekedar menerima instruksi dari guru. Mereka secara natural adalah seorang pengamat, penjelajah, penanya, yang memiliki rasa ingin tahu atau minat terhadap berbagai hal. Lewat rasa ingin tahu serta interaksi dan pengalaman mereka dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya, mereka kemudian membangun sendiri pemahaman tentang diri mereka, orang lain, lingkungan sekitar, maupun dunia yang lebih luas. Dengan kata lain, murid-murid kita sebenarnya memiliki kemampuan atau kapasitas untuk mengambil bagian atau peranan dalam proses belajar mereka sendiri. Namun, terkadang guru atau orang dewasa memperlakukan murid-murid seolah-olah mereka tidak mampu membuat keputusan, pilihan atau memberikan pendapat terkait dengan proses belajar mereka. Kadang-kadang kita bahkan tanpa sadar membiarkan murid-murid kita secara sengaja menjadi tidak berdaya (learned helplessness), dengan secara sepihak memutuskan semua yang harus murid pelajari dan bagaimana mereka mempelajarinya, tanpa melibatkan peran serta mereka dalam proses pengambilan keputusan tersebut.
SUMARNI noted on Kepemimpinan Murid
Sebagai subjek, murid tidak hanya melaksanakan sesuatu
yang dinstruksikkan tapi lebuh jauh dari itu murid dapat memberikan peran yang
lebih luas. Mereka bisa membangun sendiri pemahaman tentang diri mereka, orang
lain, lingkungan sekitar, maupun dunia yang lebih luas. Mereka memiliki
kapasitas untuk menentukan peranannya dalam proses belajar mereka sendiri.
ADINDA respond:
Betul sekali ibu, saya sependapat dengan statement
ibu, jangan sampai guru terus berkuasa atas kebebasan belajar murid saat
belajar.
R. GANTRINA WULANSARI respond:
betul bu seharusnya kita kita bisa seperti itu , saya
juga terkadang cenderug memegang kendali untuk siswa , namun ternyata tidak
seperti itu.
IWAN SETIAWAN respond:
Sepakat bu Kita mulai berusaha untuk dapat mewujudkan
peran kita sebagai guru, diantaranya adalah peran mewujudkan kepemimpinan
murid. Sehingga mereka mampu memimpin dirinya sendiri sebelum memimpin orang
lain
NENENG JULIANI FUJAYANTI respond:
Sependapat bu, murid bisa membangun sendiri pemahaman
tentang diri mereka, orang lain, lingkungan sekitar, maupun dunia yang lebih
luas.
SANDI NUR CAHYATIKA respond:
Super sekali bu,.murid harus dapat memberikan peran
yang lebih luas.
ADINDA noted on Kepemimpinan Murid
Murid terlibat langsung dalam proses pembelajaran,
tentang apa yang harus murid pelajar, bagaimana mereka mempelajarinya, murid
haruslah berperan dalam pengambilan keputusan.
TINNA DEWI respond:
kita harus percaya,jika murid diberikan kesempatan
berperan dalam pengambilan keputusan,semoga itu bisa menjadi jalan agar
kompetensi yang dia punya bisa lebih berkembang ya bu Adinda.
YUSI PEBRUANTI noted on Kepemimpinan Murid
murid-murid kita sebenarnya memiliki kemampuan atau
kapasitas untuk mengambil bagian atau peranan dalam proses belajar mereka
sendiri. Namun, terkadang guru atau orang dewasa memperlakukan murid-murid
seolah-olah mereka tidak mampu membuat keputusan, pilihan atau memberikan
pendapat terkait dengan proses belajar mereka.
AGUS respond:
Betul sekal Bu yusi, saya akan coba seserng mungkin
melaksanakan coaching terhadap murid supaya kita dapat tahu potensi mereka juga
mereka tidak merasa malu saat berkomunkasi dengan guru
NENENG JULIANI
FUJAYANTI respond:
Iya bu yusi jadinya murid tidak mampu membuat
keputusan. tidak mampu membuat keputusan. Kita harus bisa kemampuan atau
kapasitas untuk mengambil bagian atau peranan dalam proses belajar mereka.
DESI TRIYANI noted on Kepemimpinan Murid
Saat kita merancang sebuah program/kegiatan
pembelajaran di sekolah, baik itu intrakurikuler, ko-kurikuler, atau
ekstrakurikuler, maka murid juga seharusnya menjadi pertimbangan utama.
Murid-murid kita sebenarnya memiliki kemampuan atau kapasitas untuk mengambil
bagian atau peranan dalam proses belajar mereka sendiri.
JULFAH RODIYAH noted on Kepemimpinan Murid
Kadang kita berpikir murid lebih pintar dalam beberapa
aspek dibanding kita. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan pada modul
ini bahwa murid dapat menjadi pengamat, penjelajah, penanya, yang memiliki rasa
ingin tahu atau minat terhadap berbagai hal, bukan hanya menerima instruksi
guru saja. Mereka dapat mengambil peran dalam menentukan proses belajar meraka
DADI SULISTIYATI respond:
Benar bu Julfah, anak-anak sungguh sosok luar biasa
dengan keunikan dan kelebihannya masing-masing.
TINNA DEWI noted on Kepemimpinan Murid
murid harus menjadi dasar bagi semua pengambilan
keputusan yang kita buat di sekolah. Mereka secara natural adalah seorang
pengamat, penjelajah, penanya, yang memiliki rasa ingin tahu atau minat
terhadap berbagai hal. Lewat rasa ingin tahu serta interaksi dan pengalaman
mereka dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya, mereka kemudian membangun
sendiri pemahaman tentang diri mereka, orang lain, lingkungan sekitar, maupun
dunia yang lebih luas.
DADI SULISTIYATI noted on Kepemimpinan Murid
Orang dewasa terkadang merasa bahwa anak-anak belum
mampu berpikir dan belum berhak menyampaikan pemikirannya. Cara pandang ini
harus kita hilangkan. Kita sebagai guru/orang dewasa yang harus pintar-pintar
menggali potensi anak, memunculkan berbagai pemikiran hebat, ide-ide kreatif
yang fresh dari murid-murid kita.
DJUANGSIH DEWI respond:
Betul Bu Dadi, anak-anak itu ternyata memiliki ide-ide
yang sangat brilian bila digali lebih jauh itu akan sangat berdampat untuk
mereka.
WIWIN SAWINAH respond:
Benar Bu Dadi, sebagai guru kita harus pintar murid
DJUANGSIH DEWI noted on Kepemimpinan Murid
Kita sebagai orang dewasa terkadang berpikir bahwa
mereka hanyalah anak-anak yang tidak tahu apa-apa. Padahal dalam kenyataan
setelah kita memberikan kepercayaan kepada mereka untuk membuat sesuatu dengan
cara yang mereka sukai, terkadang hasilnya lebih baik dari ekspektasi kita.
Lewat rasa ingin tahu serta interaksi dan pengalaman mereka dengan orang lain
dan lingkungan sekitarnya, mereka kemudian membangun sendiri pemahaman tentang
diri mereka, orang lain, lingkungan sekitar, maupun dunia yang lebih luas.
ADINDA respond:
Sependapat dengan ibu djuang, karena bagaimana pun
murid bukanlah kertas kosong yang benar-benar tidak tahu apa-apa dan harus
selalu bersedia mematuhi apa yang diperintahkan oleh guru.
R. GANTRINA WULANSARI noted on Kepemimpinan Murid
dengan membaca kepemimoinan murid , kita menjadi lebih
terbuka bahwa sebetulnya murid kita mempunyai kemampuan atau kapasitas untuk
mengambil bagian atau peranan dalam proses belajar mereka sendiri.
JUHRIANSYAH noted on Kepemimpinan Murid
Yang saya rasakan dan yang saya lakukan memang seperti
itu. Mudah-,mudahan saya bisa segera betobat dan kembali kepada jalan yang
benar.
WIWIN SAWINAH noted on Kepemimpinan Murid
Murid memiliki kemampuan atau kapasitas untuk
mengambil bagian atau peranan dalam proses belajar mereka sendiri.
FITRIA noted on Kepemimpinan Murid
materi yang ada pada modul ini mengingatkan kebiasaan
saya yang sering kali sebagai guru memutuskan sendiri kegiatan apa yang akan
diajarkan pada murid karena saya sering berpikir murid belum mengetahui
apa-apa, sehingga murid hanya objek dalam kegiatan pembelajaran.
ADINDA respond:
Betul ibu, terkadang kita lupa bahwa murid memiliki
hak untuk belajar dengan caranya, dan bebas memilih apa yang ingin mereka
pelajari.
GEGET MULYANA noted on Kepemimpinan Murid
Jadi ingat sebuah ungkapam "Keluarga adalah
madrasah pertama bagi anak"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar