04 Juni 2022

3.3.a.4. Eksplorasi Konsep - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid (Kepemimpinan Murid)

 

 Kepemimpinan Murid

Apakah kepemimpinan murid  ?

Dari paket modul 1 dan 2 sebelumnya, Bapak/Ibu telah belajar bahwa murid harus menjadi dasar bagi semua pengambilan keputusan yang kita buat di sekolah. Melalui filosofi dan metafora “menumbuhkan padi”, Ki Hajar Dewantara mengingatkan kita bahwa dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid,  kita harus secara sadar dan terencana membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid sehingga mampu memekarkan mereka sesuai dengan kodratnya. Dengan demikian, saat kita merancang sebuah program/kegiatan pembelajaran di sekolah, baik itu intrakurikuler, ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler, maka murid juga seharusnya menjadi pertimbangan utama. Pertanyaannya kemudian adalah sejauh mana kita dapat menempatkan murid dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan program/kegiatan pembelajaran tersebut?

 “Sesungguhnya alam-keluarga itu bukannya pusat pendidikan individual saja, akan tetapi juga suatu pusat untuk melakukan pendidikan sosial. Orangtua harus melakukan pendidikan bersama dengan pusat-pusat pendidikan, dan terhubung dengan kaum guru dan pengajar [Ki Hadjar Dewantara dalam Wasita, Tahun ke-1 No.3, Mei 1993]”

Kita semua tentu sepakat bahwa murid-murid kita dapat melakukan lebih dari sekedar menerima instruksi dari guru. Mereka secara natural adalah seorang pengamat, penjelajah, penanya, yang memiliki rasa ingin tahu atau minat terhadap berbagai hal. Lewat rasa ingin tahu serta interaksi dan pengalaman mereka dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya, mereka kemudian membangun sendiri pemahaman tentang diri mereka, orang lain, lingkungan sekitar, maupun dunia yang lebih luas. Dengan kata lain, murid-murid kita sebenarnya memiliki kemampuan atau kapasitas untuk mengambil bagian atau peranan dalam proses belajar mereka sendiri. Namun, terkadang guru atau orang dewasa memperlakukan murid-murid seolah-olah mereka tidak mampu membuat keputusan, pilihan atau memberikan pendapat terkait dengan proses belajar mereka. Kadang-kadang kita bahkan tanpa sadar membiarkan murid-murid kita secara sengaja menjadi tidak berdaya (learned helplessness), dengan secara sepihak memutuskan semua yang harus murid pelajari dan bagaimana mereka mempelajarinya, tanpa melibatkan peran serta mereka dalam proses pengambilan keputusan tersebut. 


SUMARNI noted on Kepemimpinan Murid

Sebagai subjek, murid tidak hanya melaksanakan sesuatu yang dinstruksikkan tapi lebuh jauh dari itu murid dapat memberikan peran yang lebih luas. Mereka bisa membangun sendiri pemahaman tentang diri mereka, orang lain, lingkungan sekitar, maupun dunia yang lebih luas. Mereka memiliki kapasitas untuk menentukan peranannya dalam proses belajar mereka sendiri.

 

ADINDA respond:

Betul sekali ibu, saya sependapat dengan statement ibu, jangan sampai guru terus berkuasa atas kebebasan belajar murid saat belajar.


R. GANTRINA WULANSARI respond:

betul bu seharusnya kita kita bisa seperti itu , saya juga terkadang cenderug memegang kendali untuk siswa , namun ternyata tidak seperti itu.


IWAN SETIAWAN respond:

Sepakat bu Kita mulai berusaha untuk dapat mewujudkan peran kita sebagai guru, diantaranya adalah peran mewujudkan kepemimpinan murid. Sehingga mereka mampu memimpin dirinya sendiri sebelum memimpin orang lain


NENENG JULIANI FUJAYANTI respond:

Sependapat bu, murid bisa membangun sendiri pemahaman tentang diri mereka, orang lain, lingkungan sekitar, maupun dunia yang lebih luas.

 

SANDI NUR CAHYATIKA respond:

Super sekali bu,.murid harus dapat memberikan peran yang lebih luas.

 

ADINDA noted on Kepemimpinan Murid

Murid terlibat langsung dalam proses pembelajaran, tentang apa yang harus murid pelajar, bagaimana mereka mempelajarinya, murid haruslah berperan dalam pengambilan keputusan.

 

TINNA DEWI respond:

kita harus percaya,jika murid diberikan kesempatan berperan dalam pengambilan keputusan,semoga itu bisa menjadi jalan agar kompetensi yang dia punya bisa lebih berkembang ya bu Adinda.

 

YUSI PEBRUANTI noted on Kepemimpinan Murid

murid-murid kita sebenarnya memiliki kemampuan atau kapasitas untuk mengambil bagian atau peranan dalam proses belajar mereka sendiri. Namun, terkadang guru atau orang dewasa memperlakukan murid-murid seolah-olah mereka tidak mampu membuat keputusan, pilihan atau memberikan pendapat terkait dengan proses belajar mereka.

 

AGUS respond:

Betul sekal Bu yusi, saya akan coba seserng mungkin melaksanakan coaching terhadap murid supaya kita dapat tahu potensi mereka juga mereka tidak merasa malu saat berkomunkasi dengan guru

 

NENENG JULIANI FUJAYANTI respond:

Iya bu yusi jadinya murid tidak mampu membuat keputusan. tidak mampu membuat keputusan. Kita harus bisa kemampuan atau kapasitas untuk mengambil bagian atau peranan dalam proses belajar mereka.


DESI TRIYANI noted on Kepemimpinan Murid

Saat kita merancang sebuah program/kegiatan pembelajaran di sekolah, baik itu intrakurikuler, ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler, maka murid juga seharusnya menjadi pertimbangan utama. Murid-murid kita sebenarnya memiliki kemampuan atau kapasitas untuk mengambil bagian atau peranan dalam proses belajar mereka sendiri.

 

JULFAH RODIYAH noted on Kepemimpinan Murid

Kadang kita berpikir murid lebih pintar dalam beberapa aspek dibanding kita. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan pada modul ini bahwa murid dapat menjadi pengamat, penjelajah, penanya, yang memiliki rasa ingin tahu atau minat terhadap berbagai hal, bukan hanya menerima instruksi guru saja. Mereka dapat mengambil peran dalam menentukan proses belajar meraka

 

DADI SULISTIYATI respond:

Benar bu Julfah, anak-anak sungguh sosok luar biasa dengan keunikan dan kelebihannya masing-masing.

 

TINNA DEWI noted on Kepemimpinan Murid

murid harus menjadi dasar bagi semua pengambilan keputusan yang kita buat di sekolah. Mereka secara natural adalah seorang pengamat, penjelajah, penanya, yang memiliki rasa ingin tahu atau minat terhadap berbagai hal. Lewat rasa ingin tahu serta interaksi dan pengalaman mereka dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya, mereka kemudian membangun sendiri pemahaman tentang diri mereka, orang lain, lingkungan sekitar, maupun dunia yang lebih luas.

 

DADI SULISTIYATI noted on Kepemimpinan Murid

Orang dewasa terkadang merasa bahwa anak-anak belum mampu berpikir dan belum berhak menyampaikan pemikirannya. Cara pandang ini harus kita hilangkan. Kita sebagai guru/orang dewasa yang harus pintar-pintar menggali potensi anak, memunculkan berbagai pemikiran hebat, ide-ide kreatif yang fresh dari murid-murid kita.

 

DJUANGSIH DEWI respond:

Betul Bu Dadi, anak-anak itu ternyata memiliki ide-ide yang sangat brilian bila digali lebih jauh itu akan sangat berdampat untuk mereka.

 

WIWIN SAWINAH respond:

Benar Bu Dadi, sebagai guru kita harus pintar murid

 

DJUANGSIH DEWI noted on Kepemimpinan Murid

Kita sebagai orang dewasa terkadang berpikir bahwa mereka hanyalah anak-anak yang tidak tahu apa-apa. Padahal dalam kenyataan setelah kita memberikan kepercayaan kepada mereka untuk membuat sesuatu dengan cara yang mereka sukai, terkadang hasilnya lebih baik dari ekspektasi kita. Lewat rasa ingin tahu serta interaksi dan pengalaman mereka dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya, mereka kemudian membangun sendiri pemahaman tentang diri mereka, orang lain, lingkungan sekitar, maupun dunia yang lebih luas.

 

ADINDA respond:

Sependapat dengan ibu djuang, karena bagaimana pun murid bukanlah kertas kosong yang benar-benar tidak tahu apa-apa dan harus selalu bersedia mematuhi apa yang diperintahkan oleh guru.

 

R. GANTRINA WULANSARI noted on Kepemimpinan Murid

dengan membaca kepemimoinan murid , kita menjadi lebih terbuka bahwa sebetulnya murid kita mempunyai kemampuan atau kapasitas untuk mengambil bagian atau peranan dalam proses belajar mereka sendiri.

 

JUHRIANSYAH noted on Kepemimpinan Murid

Yang saya rasakan dan yang saya lakukan memang seperti itu. Mudah-,mudahan saya bisa segera betobat dan kembali kepada jalan yang benar.


WIWIN SAWINAH noted on Kepemimpinan Murid

Murid memiliki kemampuan atau kapasitas untuk mengambil bagian atau peranan dalam proses belajar mereka sendiri.

 

FITRIA noted on Kepemimpinan Murid

materi yang ada pada modul ini mengingatkan kebiasaan saya yang sering kali sebagai guru memutuskan sendiri kegiatan apa yang akan diajarkan pada murid karena saya sering berpikir murid belum mengetahui apa-apa, sehingga murid hanya objek dalam kegiatan pembelajaran.

 

ADINDA respond:

Betul ibu, terkadang kita lupa bahwa murid memiliki hak untuk belajar dengan caranya, dan bebas memilih apa yang ingin mereka pelajari.

 

GEGET MULYANA noted on Kepemimpinan Murid

Jadi ingat sebuah ungkapam "Keluarga adalah madrasah pertama bagi anak"

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Prinsip Coaching

  Prinsip Coaching Definisi  coaching  menurut ICF ( International Coaching Federation ) adalah “Hubungan kemitraan dengan klien, dalam su...