25 Agustus 2024

Prinsip Coaching

 


Prinsip Coaching

Definisi coaching menurut ICF (International Coaching Federation) adalah “Hubungan kemitraan dengan klien, dalam suatu percakapan yang kreatif dan memicu pemikiran, untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional klien”.  Prinsip coaching dikembangkan dari tiga kata kunci pada definisi coaching tersebut, yaitu “kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi”.  Dalam berinteraksi dengan kepala sekolah atau siapa saja, kita dapat menggunakan ketiga prinsip coaching tersebut dalam rangka memberdayakan orang yang sedang kita ajak berinteraksi. 

1.    Kemitraan

Dalam coaching, posisi coach dan coachee mitra yang setara, tidak ada yang lebih tinggi maupun lebih rendah. Coachee adalah sumber belajar bagi dirinya sendiri.  Coach merupakan rekan berpikir bagi coachee-nya dalam membantu coachee belajar dari dirinya sendiri. Coach bisa berbagi mengenai pengalamannya yang terkait dengan topik pengembangan coachee, namun hanya jika diminta oleh coachee, sebagai salah satu sumber belajar bagi coachee

Kemitraan ini diwujudkan dengan cara kita membangun kesetaraan dengan orang yang akan kita kembangkan, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah di antara keduanya. Kesetaraan dapat dibangun dengan cara menumbuhkan rasa percaya diri kita, pada saat kita akan mengembangkan rekan sejawat yang lebih tua, lebih senior, dan atau lebih berpengalaman. Sebaliknya, kita perlu menumbuhkan rasa rendah hati pada saat rekan sejawat yang akan kita kembangkan adalah rekan yang lebih muda, lebih junior, dan atau memiliki pengalaman yang lebih sedikit dari kita. Kemitraan dalam mengembangkan rekan sejawat, juga ditunjukkan dengan cara mengedepankan tujuan rekan yang akan kita kembangkan. Tujuan pengembangan ditetapkan oleh rekan yang yang akan dikembangkan, bukan oleh kita, yang akan membantu pengembangan tersebut. Mengapa? Dengan demikian, harapannya rekan yang kita kembangkan akan lebih merasa termotivasi dan berkomitmen dalam prosesnya.

Pertanyaan yang bisa dilontarkan oleh kita kepada coachee  untuk membangun kemitraan ini adalah sebagai berikut:

1.    Apa yang ingin Bapak/Ibu kembangkan dalam enam bulan ke depan?

2.    Apa yang ingin Bapak/Ibu capai di akhir semester/tahun pelajaran ini?

3.    Di antara standar proses pembelajaran yang kita miliki, bagian mana yang menurut Bapak/Ibu paling perlu Bapak/Ibu tingkatkan/kembangkan?

2.    Proses Kreatif

Coaching adalah proses mengantarkan seseorang dari situasi dia saat ini ke situasi ideal yang diinginkan di masa depan. Diperlukan proses kreatif untuk mencapai tujuan tersebut.  Proses kreatif dalam percakapan coaching adalah proses memantik pemikiran baru dalam benak coachee. Kreatif disini juga berarti kemampuan coach membuat coachee berpikir.  Proses kreatif ini dilakukan melalui percakapan yang:

1.    dua arah 

2.    memicu proses berpikir coachee

3.    memetakan dan menggali situasi coachee untuk menghasilkan ide-ide baru

 

Agar proses kreatif dapat terjadi, seorang coach harus hadir secara utuh, mendengarkan coachee secara aktif untuk kemudian melontarkan pertanyaan agar coachee memahami situasi dirinya, situasi ideal yang dia inginkan, serta langkah-langkah untuk membawa dia dari situasi dia saat ini ke situasi ideal yang dia inginkan. 

Pada saat kita menggunakan prinsip coaching dalam mengembangkan kompetensi diri coachee, maka percakapan yang berlangsung adalah dua arah. Yang kita lakukan adalah mendengarkan coachee dan kemudian melontarkan pertanyaan untuk membantu rekan kita untuk lebih memahami situasi dirinya, situasi ideal yang dia inginkan, serta langkah-langkah untuk membawa dia dari situasi dia saat ini ke situasi ideal yang dia inginkan.

Prinsip ini dapat membantu seseorang untuk menjadi otonom karena dalam prosesnya orang yang dikembangkan perlu untuk berpikir ke dalam dirinya untuk mendapat kesadaran diri akan situasinya dan kemudian menemukan langkah-langkah apa yang perlu dilakukan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Berikut adalah percakapan yang menggambarkan proses kreatif antara pengawas sekolah yang mendampingi kepala sekolah dalam mengembangkan kompetensi dirinya.

Coach 

Di antara kompetensi kepala sekolah yang tersedia, bagian mana yang menurut Ibu paling perlu dikembangkan atau ditingkatkan?

Coachee

Saya ingin mengembangkan kemampuan supervisi akademik berbasis coaching supaya guru-guru di sekolah menjadi mandiri dalam menerapkan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Coach

Oh, jadi Ibu ingin mengembangkan kemampuan untuk melakukan supervisi akademik berbasis coaching untuk pengembangan diri guru dalam pembelajaran ya.  Apa sih indikator bahwa Ibu sudah bisa menerapkan supervisi akademik berbasis coaching?

Coachee

Indikatornya, guru-guru merasa tidak lagi takut dan khawatir untuk disupervisi sebaliknya mereka menikmati manfaatnya karena dampaknya untuk pengembangan dirinya supaya dapat menerapkan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Coach

Jadi indikatornya apabila guru tidak lagi merasa takut dan khawatir karena mendapatkan manfaat dari supervisi akademik untuk pengembangan

dirinya, betul begitu ya? 

Coachee

Iya betul Pak.

Coach

Nah, sehubungan dengan tujuan tersebut, skala 1-10, jika 10 Ibu sudah dapat menerapkan supervisi berbasis coaching, dan 0 belum memenuhi, Ibu saat ini ada di angka berapa ya?

Coachee

Sepertinya saya masih di angka 6 deh, Pak.

Coach

Di angka 6? Seperti apa itu angka 6 ya Bu? Bisa dijelaskan?

Coachee

Di angka 6 karena saat ini saya baru diperkenalkan dengan pendekatan coaching untuk Supervisi Akademik.  Sepertinya saya masih fokus di observasi dan percakapan pasca observasi. Saya belum menerapkan prinsip kemitraan dengan membuat kesepakatan di percakapan pra observasi untuk menentukan bersama kompetensi yang ingin dikembangkan dan aspek-aspek yang perlu diobservasi.

Coach

Oh baik Bu, apabila saat ini situasinya ada di angkat 6, Ibu ingin meningkatkannya menjadi angka berapa dalam beberapa bulan ke depan?

Coachee

Ditingkatkan ke angka 8 deh pak.

Coach

Angka 8 itu seperti apa ya bu? 

Coachee

Saya akan mulai supervisi akademik dengan percakapan pra observasi dengan menggunakan pola pikir coach, prinsip dan kompetensi coaching 

Coach

Untuk menyiapkan percakapan pra observasi dengan pendekatan coaching tersebut apa sih yang sudah Ibu lakukan?

Coachee

(bercerita hal-hal yang sudah dilakukan)

Coach

Jadi Ibu sudah melakukan itu semua ya .... Apa lagi yang perlu

ditambahkan atau dilakukan berbeda, untuk dapat melakukan supervisi akademik berbasis coaching?

Coachee

(berpikir dan mengatakan hal-hal yang perlu ditambahkan

dan dilakukan berbeda)

Coach

Apa lagi?

percakapan coaching berlanjut sampai coachee terbantu menemukan jalan keluar dari situasi yang dihadapi

Perhatikan contoh percakapan di atas. Guru yang menjadi coach hanya melontarkan pertanyaan untuk membantu rekan sejawatnya memetakan situasi dia saat ini dan situasi yang dia inginkan di masa depan. Dua pertanyaan terakhir adalah contoh pertanyaan untuk menghasilkan ide-ide baru. Cara-cara bertanya seperti di atas akan kita pelajari lagi di bagian Kompetensi Coaching dan Alur Percakapan Coaching TIRTA.

3.    Memaksimalkan Potensi

Untuk memaksimalkan potensi dan memberdayakan coachee, percakapan perlu diakhiri dengan suatu rencana tindak lanjut yang diputuskan oleh coachee, yaitu tindak lanjut yang paling mungkin dilakukan dan paling besar kemungkinan berhasilnya. Percakapan ditutup dengan kesimpulan yang dinyatakan oleh coachee sendiri.

 

Pertanyaan yang bisa dilontarkan oleh coach kepada coachee untuk bergerak maju adalah sebagai berikut:

1.    Jadi apa yang akan Bapak/Ibu lakukan setelah sesi ini dari alternatif-alternatif tadi?

2.    Kapan Bapak/Ibu akan melakukannya?

3.    Bagaimana Bapak/Ibu memastikan ini bisa berjalan?

4.    Siapa yang perlu dimintai dukungan?

Pertanyaan yang bisa dilontarkan oleh coach kepada coachee untuk meminta mereka menyimpulkan adalah sebagai berikut:

1.    Apa yang bisa Bapak/Ibu simpulkan dari percakapan kita barusan?

2.    Apa yang menjadi pandangan baru dari percakapan kita barusan?

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Prinsip Coaching

  Prinsip Coaching Definisi  coaching  menurut ICF ( International Coaching Federation ) adalah “Hubungan kemitraan dengan klien, dalam su...