1. Supervisi yang
Konvesional (Tradisional)
Model ini adalah model
supervisi yang hanya untuk mengkoreksi kesalahan orang lain yang dilakukan
supervisor dalam membimbing, oleh karena itu model ini sangat bertentangan
dengan prinsip dan tujuan supervisi pendidikan.
2. Model Supervisi yang
Bersifat Ilmiah
Supervisi yang bersifat
ilmiah memiliki ciri-ciri: dilaksanakan secara terencana dan kontinu,
sistematis dan menggunakan prosedur serta teknik tertentu, menggunakan
instrumen pengumpulan data, dan ada sumber data yang objektif yang diperoleh
dari keadaan yang riil.
3. Model Supervisi
Klinis
Supervisi klinis adalah
bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui
siklus yang sistematik, dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang
intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta
bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional. Supervisi klinis
adalah proses membantu guru-guru memperkecil kesenjangan antara tingkah
laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal. Oleh
karena itu supervisi klinis bertujuan membantu pengembangan profesional
guru dalam pembelajaran melalui observasi dan analisis data secara
objektif, teliti sebagai dasar untuk usaha mengubah perilaku mengajar
guru. Dalam konteks supervisi klinis ini, pengawas sekolah melakukan
supervisi untuk memastikan kepala sekolah melaksanakan supervisi klinis
yang memberdayakan guru mengajar dengan melalui siklus yang sistematik,
dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat
tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan
perubahan dengan cara yang rasional. Supervisi klinis adalah proses
membantu guru-guru memperkecil kesenjangan antara tingkah laku mengajar
yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal. Oleh karena itu
supervisi klinis bertujuan membantu pengembangan profesional guru dalam
pembelajaran melalui observasi dan analisis data secara objektif, teliti
sebagai dasar untuk usaha mengubah perilaku mengajar guru. Dalam konteks
supervisi klinis ini, pengawas sekolah melakukan supervisi untuk
memastikan kepala sekolah melaksanakan supervisi klinis yang memberdayakan
guru.
4. Model Supervisi
Artistik
Supervisor yang mengembangkan model artistik akan menampakan dirinya dalam
relasi dengan guru-guru yang dibimbing sedemikian baiknya sehingga para
guru merasa diterima. Adanya perasaan aman dan dorongan positif untuk
berusaha maju. Sikap seperti mau belajar mendengarkan perasaan orang lain,
mengerti orang lain dengan problema-problema yang dikemukakan, menerima orang
lain sebagaimana adanya, sehingga orang dapat menjadi dirinya sendiri
itulah supervisi artistik. Dalam supervisi artistik, pengawas sekolah
menjalin hubungan yang baik dengan kepala sekolah untuk memastikan kepala
sekolah melaksanakan supervisi artistik yang memberdayakan guru untuk maju
dalam relasi dengan guru-guru yang dibimbing sedemikian baiknya
sehingga para guru merasa diterima. Adanya perasaan aman dan dorongan
positif untuk berusaha maju. Sikap seperti mau belajar mendengarkan
perasaan orang lain, mengerti orang lain dengan problema-problema
yang dikemukakan, menerima orang lain sebagaimana adanya, sehingga
orang dapat menjadi dirinya sendiri itulah supervisi artistik. Dalam
supervisi artistik, pengawas sekolah menjalin hubungan yang baik dengan kepala
sekolah untuk memastikan kepala sekolah melaksanakan supervisi artistik
yang memberdayakan guru untuk maju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar