BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Salah satu komponen penting dalam
pendidikan adalah peserta didik, peserta didik adalah orang yang memiliki
potensi dasar, yang perlu dikembangkan melalui pendidikan, baik secara fisik
maupun psikis, baik pendidikan itu dilingkungan keluarga, sekolah maupun
dilingkungan masyarakat dimana anak tersebut berada. Dengan adanya
desentralisasi, maka setiap sekolah mempunyai tanggung jawab sendiri dalam
mengembangkan segala potensi yang dimilikinya, salah satunya adalah peserta didik.
Pemberian kewenangan pengelolaan
pendidikan di tingkat skolah dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu aspek
fungsinya yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan
kepemimpinan. Fungsi-fungsi ini dilaksanakan oleh sekolah, guru dan atau komite
sekolah. Salah satu aspek teknis yang dikelola sekolah adalah pelayanan siswa. Pelayanan siswa meliputi penerimaan siswa baru,
pengembangan, pembinaan, pembimbingan, penempatan untuk melanjutkan sekolah
atau untuk memasuki dunia kerja, hingga sampai pada pengurusan alumni, dimana
hal ini sudah didesentralisasikan terlebih dahulu sehingga yang diperlukan saat
ini adalah peningkatan intensitas dan ekstensitasnya.
Sutisna (Syaifuddin,
2007) mengemukakan tugas kepala sekolah dalam menajemen siswa adalah menyeleksi
siswa baru, menyelenggarakan pembelajaran, mengontrol kehadiran siswa, melakukan
uji kompetensi akademik/kejuruan, melaksanakan bimbingan karier serta
penelusuran lulusan. Uji kompetensi yang dilakukan bersama kepala sekolah dan
asosiasi profesi memudahkan penyaluran dan pemasaran lulusan sekolah ke dunia
kerja, ataupun menciptakan lapangan kerja sendiri untuk berwiraswasta. Kepala
sekolah harus menyadari bahwa kepuasan siswa dan orang tuanya serta masyarakat,
merupakan indikator keberhasilan sekolah (Sallis, dalam Syaifuddin, 2007).
Keberhasilan ini adalah konsep dasar yang harus menjdi acuan kepala sekolah
dalam mengukur keberhasilan sekolahnya.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana pengelolaan peserta didik?
2.
Bagaimana otonomi mengelola peserta didik?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah
2.
Untuk
mengetahui pengelolaan peserta didik.
3.
Untuk
mengetahui otonomi mengelola peserta didik.
BAB
II
KAJIAN
TEORI DAN PEMBAHASAN
A. Pengelolaan
Peserta Didik
Pengelolaan
diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh
sekelompok orang untuk melakukan rangkaian kerja dalam mencapai tujuan
tertentu. Tidak sedikit orang yang mengartikan pengelolaan sama dengan arti
manajemen. Karena antara manajemen dan pengelolaan memiliki tujuan yang sama
yaitu tercapainya tujuan organisasi lembaga. Menurut
Wardoyo (1980) memberikan definisi sebagai berikut pengelolaan adalah suatu
rangkai kegiatan yang berintikan perencanaan ,pengorganisasian pengerakan dan
pengawasan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Peserta didik
adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan
non formal dan jenis pendidikan tertentu (Wikipedia). Manajemen
peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik
mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus
sekolah. Knezevich (1961) mengartikan manajemen peserta didik atau pupil personnel administration sebagai
suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan dan layanan
siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan
individual seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai
ia matang di sekolah.
Manajemen peserta didik itu bukanlah dalam bentuk pencatatan
data peserta didik saja, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara
operasional dapat digunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan
perkembanga peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.
1.
Ruang lingkup Manajemen Peserta
Didik itu meliputi:
a.
Analisis Kebutuhan Peserta Didik
Langkah pertama
dalam kegiatan manajemen peserta didik adalah melakukan analisis kebutuhan
yaitu penetapan siswa yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan (sekolah).
Kegiatan yang dilakukan dalam langkah ini adalah: 1) merencanakan jumlah peserta
didik yang akan diterima; 2) menyusun progam kegiatan kesiswaan.
b.
Rekruitmen Peserta Didik
Rekruitmen
peserta didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah) pada hakikatnya adalah
merupakan proses pencarian, menentukan dan menarik pelamar yang mampu untuk
menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan. Langkah-langkah
rekruitmen peserta didik (siswa baru) adalah sebagai berikut: 1) pembentukan panitia
penerimaan siswa baru; 2) pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan
peserta didik baru yang dilakukan secara terbuka.
c.
Seleksi Peserta Didik
Seleksi peserta
didik adalah kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk menentukan diterima
atau tidaknya calon peserta didik menjadi peserta didik di lembaga pendidikan
(sekolah) tersebut berdasarkan ketentuan yang berlaku. Adapun cara-cara seleksi
yang dapat digunakan adalah: 1) melalui tes atau ujian; 2) melalui penelusuran
bakat kemampuan; 3) berdasarkan nilai STTB/SKHU atau nilai UAN.
d.
Orientasi
Orientasi
peserta didik adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi
dan kondisi lembaga pendidikan (sekolah) tempat peserta didik itu menempuh
pendidikan. Tujuan diadakannya orientasi bagi peserta didik antara lain: 1)
agar peserta didik dapat mengerti, memahami dan mentaati segala peraturan yang
berlaku di sekolah; 2) agar pesera didik dapat berpartisipasi aktif dalam
kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan sekolah; 3) agar peserta didik siap
menghadapi lingkungannya yang baru baik secara fisik, mental dan emosional
sehingga ia merasa betah dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah serta
dapat menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
e.
Penempatan Peserta Didik (Pembagian
Kelas)
Sebelum peserta
didik yang telah diterima pada sebuah lembaga pendidikan (sekolah) mengikuti
proses pembelajaran, terlebih dahulu perlu ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok
belajarnya. Pengelompokan peserta didik yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah
sebagian besar didasarkan kepada sistem kelas.
f.
Pembinaan dan Pengembangan Peserta
Didik
Pembinaan dan
pengembangan peserta didik dilakukan sehingga anak mendapatkan bermacam-macam
pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya di masa yang akan datang.
g.
Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan
pelaporan tentang kondisi peserta didik perlu dilakukan agar pihak lembaga
dapat memberikan bimbingan yang optimal pada peserta didik.
h.
Kelulusan dan Alumni
Proses
kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari manajemen peserta didik. Kelulusan
adalah pernyataan dari lembaga pendidikan (sekolah) tentang telah
diselesaikannya program pendidikan yang harus diikuti oleh peserta didik.
Ketika peserta didik sudah lulus, maka secara formal hubungan antara peserta
didik dan lembaga telah selesai. Namun demikian, diharapkan hubungan antara
para alumni dan sekolah telah terjalin. Hubungan antara sekolah dan para alumni
dapat dapat dipelihara lewat pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh para
alumni yang tergabung dalam IKA (Ikatan Alumni) dan biasanya melakukan suatu
kegiatan yang disebut “reuni”.
2.
Layanan Khusus yang Menunjang
Manajemen Peserta Didik
a.
Layanan Bimbingan dan Konseling
Menurut Hendyat
Soetopo bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada siswa dengan
memperhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi
dalam rangka perkembangan yang optimal, sehingga mereka memahami dan
mengarahkan diri serta bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan
situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
b.
Layanan Perpustakaan
Perpustakaan
merupakan salah satu unit yang memberikan layanan kepada peserta didik, dengan
maksud membantu dan menunjang proses pembelajaran di sekolah, melayani
informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberi layanan rekreatif melalui
koleksi bahan pustaka.
c.
Layanan Kantin/Kafetaria
Kantin/warung
sekolah diperlukan adanya di tiap sekolah supaya makanan yang dibeli peserta
didik terjamin kebersihannya dan cukup mengandung gizi. Para guru diharapkan
sekali-kali mengontrol kantin sekolah dan berkonsultasi dengan pengelola kantin
mengenai makanan yang bersih dan bergizi. Peran lain kantin sekolah yaitu
supaya para peserta didik tidak berkeliaran mencari makanan keluar lingkungan
sekolah.
d.
Layanan Kesehatan
Layanan
kesehatan di sekolah biasanya dibentuk sebuah wadah bernama Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS). Usaha kesehatan sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang
dijalankan sekolah.
e.
Layanan Transportasi Sekolah
Sarana angkutan
(transportasi) bagi para peserta didik merupakan salah satu penunjang untuk
kelancaran proses belajar mengajar. Transportasi diperlukan terutama bagi para
peserta didik ditingkat prasekolah dan pendidikan dasar.
f.
Layanan Asrama
Bagi para
peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi,
terutama bagi mereka yang jauh dari orang tuanya diperlukan diperlukan asrama.
Selain manfaat untuk peserta didik, asrama mempunyai manfaat bagi para pendidik
dan petugas asrama tersebut.
B. Otonomi Mengelola Peserta Didik
Otonomi sekolah adalah keleluasaan
yang diberikan pemerintah kepada setiap lembaga persekolahan untuk mengelola
sekolahnya sesuai karakteristik lembaga tersebut, dengan tetap mengacu kepada
tujuan pendidikan nasional. Demikian halnya pada pengelolaan peserta didik.
Pelayanan peserta didik mulai dari penerimaan siswa baru,
pengembangan/pembinaan/pembimbingan, penempatan untuk melanjutkan sekolah,
hingga sampai pada pengurusan alumni telah di desentralisasikan (Ansar, 2007:
144).
Semua
kegiatan di sekolah pada akhirnya ditujukan untuk membantu peserta didik
mengembangkan dirinya. Upaya itu akan optimal jika peserta didik itu secara
sendiri berupaya aktif mengembangkan diri sesuai dengan program-program yang
dilakukan sekolah. Oleh karena itu sangat penting untuk menciptakan kondisi
agar peserta didik dapat mengembangkan diri secara optimal. Sebagai pemimpin di
sekolah, kepala sekolah memegang peran penting dalam menciptakan kondisi
tersebut. Dengan kewenangan yang dimilikinya kepala sekolah mengelola peserta
didik yang ada di sekolahnya.
Sekolah
dapat mengatur jumlah peserta didik dengan mempertimbangkan beberapa hal
seperti daya tampung kelas dan jumlah kelas yang tersedia, dengan memperhatikan
rasio peserta didik dengan guru yang ada. Dalam kaitannya dengan mengelola
peserta didik, kewenangan diberikan untuk melaksanakan pendidikan di sekolah
berdasarkan visi dan misi sekolah, minat dan bakat peserta didik, sarana dan
prasaran yang ada, anggaran dan tenaga kependidikan yang tersedia. Segala
bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban misi pendidikan dan
dalam rangka mendidik para peserta didik. Segala bentuk kegiatan, baik itu
ringan, berat, disukai atau tidak disukai oleh peserta didik, haruslah
diarahkan untuk mendidik peserta didik dan bukan untuk yang lainnya.
Intinya dalam mengelola peserta didik, sekolah diberi
keleluasaan melakukan penerimaan siswa baru,
pengembangan/pembinaan/pembimbingan, penempatan untuk melanjutkan sekolah hingga
sampai pada pengurusan alumni. Tetapi
masih diperlukan intensitas dan ekstensitas serta komitmen bersama antara
lembaga pendidikan, pemerintah dan juga masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sekolah
telah memiliki otonomi dalam mengelola peserta didik dalam kaitannya dengan
manajemen berbasis sekolah sebagai keleluasaan untuk mengatur beberapa komponen
penting yang dilakukan pada beberapa ruang lingkup manajemen peserta didik
antara lain penerimaan siswa baru, pengembangan/pembinaan/pembimbingan,
penempatan untuk melanjutkan sekolah hingga sampai pada pengurusan alumni.
B. Saran
Sekolah meningkatkan intensitas dan ekstensitas otonomi
pelayanan peserta didik sebagai bagian dari otonomi sekolah, dengan dukungan
dan komitmen bersama pemerintah dan masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Ansar
dan A. K. Masaong. 2007. Manajemen
Berbasis Sekolah: Teori, Model dan Implementasi di Sekolah Dasar.
Syaifuddin, Mohammad, dkk. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah.
Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Wardoyo (1980). http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2108155-pengertian-pengelolaan/ (diakses 5 April 2014).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar